Artikel


OPTIMIS MENYAMBUT PEMBELAJARAN

oleh: Ummu Ahya

Dua pekan ternyata begitu cepat untuk mengisi liburan. Belum hilang penat dan ‘stress’ para orang tua mendampingi belajar anak, juga guru yang harus kebut-kebutan menyiapkan pembelajaran agar siswa tidak mengalami kejenuhan, hari ini mau tidak mau dan suka tidak suka harus kembali mengawali rutinitas itu kembali.
Hari ini adalah hari pertama anak, orang tua, dan guru kembali menjalani rutinitas pembelajaran. Masih dengan model pembelajaran yang sama, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alias online/daring karena masa pemberlakuan PPKM belum dicabut. Lepas seperti apa kondisi hari ini hak belajar dan mengajar tetap harus dipenuhkan. Dan 16 bulan bukan pula waktu yang singkat untuk sebuah pembelajaran. Jika bicara evaluasi pengajaran hitungan semester sudah 3 semester berjalan, kalau tengah semester, sudah tujuh kali. Artinya evaluasi-evaluasi tentu sudah dilakukan untuk mengemas pembelajaran yang sudah berlangsung agar lebih bermakna. Jadi bukan mengawalinya dari nol, tinggal melanjutkan tahapan sebelumnya dan menambal kekurangan-kekurangan yang ada.
Lalu bagaimana, jika di tengah perjalanan masih ada kejadian yang sama, anak masih belum mau belajar, tidak mengerjakan tugas, kurang aktif dalam pembelajaran, dan seterusnya?
Inilah sifat dasar manusia, kerap memiliki kecenderungan ingin melompat ke masa depan (overthinking), namun sesungguhnya tidak ada yang bisa menjamin hari esok,
اَتٰۤى اَمۡرُ اللّٰهِ فَلَا تَسۡتَعۡجِلُوۡهُ‌ Ø• سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
"Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan". (An Nahl:1)
Ayat ini mengingatkan tentang sifat Hari Akhir yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Dia Yang Maha Mengetahui. Korelasi dengan dalam kehidupan sehari-hari, apapun yang terjadi esok, lusa, dan seterusnya manusia hanya diminta sabar karena semua ada saatnya. Namun jika harus menjalani hidup dengan berpikir dan berharap untuk masa yang akan datang, cukuplah mengisi dengan segala amal kebaikan, banyak berdoa agar dimudahkan segala urusan hari ini dan hari yang akan datang,
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Dan kalau memang kekurangan-kekurangan benar-benar masih ditemukan saat proses pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran berlangsung, kewajiban seorang pendidik adalah segera mengevaluasi apa penyebabnya, mengencangkan doa dan shalat malamnya.
Mengapa?
Butuh muhasabah untuk mengetahui penyebab belum pahamnya anak, kurangnya disiplin dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab, atau belum munculnya kompetensi yang diharapkan. Disinilah peran pendidik (orang tua dan guru) untuk membangun kesiapan tersebut, menstimulus dengan rangsangan yang mampu memacu kerja otak, emosi, serta spiritualnya. Pendidiklah yang paling paham kapan dan bagaimana memberikan rangsangan-rangsanga tersebut.
Atau….
Jangan-jangan memang salah satu faktor penyebabnya justru dari sang pendidik sendiri yang terlalu terburu-buru ingin melihat kecerdasan serta ketercapaian kompetensi secara instan, kurang mengevaluasi proses pembelajaran, kurang mengembangkan instrument pengajarannya dan kekurangan-kekurangan yang kurang disadari.
Maka disinilah perlu sikap legowo untuk banyak taubat, istighfar, dan mengencangkan doa, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan menghilangkan dari kegundaan tersebut dan dengan istighfar Allah akan memberikan jalan keluar dari kesusahan dan kesempitan orang tersebut. Allah akan memberikan rizki dari pintu yang tidak diduga-duga (HR. Ahmad)
Dalam pesan Nabi lainnya,
ادْعُواللهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْاجَابَةِ وَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبِ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai. (HR. Tirmidzi)
Jadi, tetap optimis menyambut kegiatan pembelajaran tahun ini, tentunya dengan bekal doa, qiyamullail, ilmu, semangat, dan keyakinan bahwa Allah akan memudahkan segala urusan kita, para pendidik (orang tua dan guru). Wallahu a'lam bish shawab



Kalender


Mei 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

Kalender Akademik