Artikel


MENGINTIP IBU-IBU YANG MULIA

Oleh : Ummu Ahya
“Ibu adalah madrasah, bila engkau persiapkan dengan baik maka engkau telah mempersiapkan bangsa yan baik dan kuat.”
Ibu memiliki peran yang penting bagi proses pendidikan anak dalam rumah tangga disamping peran bapak tentunya. Ibu adalah orang yang mengandung anaknya selama 9 bulan, menyusuinya sampai waktu yang ditentukan, mengasuhnya sampai sang anak mampu diberikan beban-beban syari’t, ibu juga yang banyak melakukan interaksi dan memiliki peran besar. Bersama-sama dengan ayah, ibu menjalankan peran sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya.
Sahabat Ali bi Abi Tholib memberikan pesan yang sangat berharga, “Didiklah anak-anakmu karena mereka akan hidup di jaman yang bukan jamanmu ini.” Sementara saat ini dimana orang lebih senang menyebutnya sebagai era globalisasi, era millennium, dan sebutan-sebutan lainnya, merupakan jaman yang kian hari kian banyak kemungkaran dan kemaksiatan sehingga membutuhkan filterisasi yang kuat untuk bias membendung pengaru-pengaruh tersebut.
Atas dasar inilah, masyarakat muslim, khususnya muslimah dituntut untuk memiliki sikap isyfak. Yaitu sebuah sikap peduli, khawatir dan prihatin terhadap kondisi yang ada dan pengaruhnya kepada anak-anak kita.
Lalu sosok seperti apa yang bisa dijadikan tuntunan bagi kaum ibu dalam mendidik keluarganya?
HAJAR YANG TEGAR
Adalah Hajar, dia menginspirasi mental jutaan kaum wanita di seluruh belahan bumi. Pernikahannya dengan nabiyullah Ibrahim as dan kelahiran puteranya, Ismail menyebabkan dia harus meninggalkan negeri Palestina. Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim tidak kuasa menahan kesedihan atas kelahiran Ismail, sehingga dia meminta kepada Ibrahim agar menjauhkan Hajar dan anaknya darinya. Berhari-hari mereka menempuh perjalanan yang sangat jauh dan pada akhirnya sampailah mereka di sebuah padang pasir yang tandus, sepi dan tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali.
Di tempat inilah Hajar dan anaknya ditinggalkan suaminya dengan ditemani sekantung kurma dan air yang hanya tinggal sedikit. Sebuah pertanyaan lumrah ketika Hajar mempertanyakan kepada suaminya kenapa harus ditinggalkan di tempat tersebut, “Apakah ini kemauanmu ataukah perintah Allah?
Ibrahim menjawab, “Ini adalah perintah Tuhan.”
Sambil tertegun, Hajar berkata, “Pergilah, janganlah keberadaaku menjadikan beban pikiranmu.”
Inilah Hajar yang telah meneguhkan hatinya tentang rahmat dan barakah Allah. Dialah sosok hamba, istri dan ibunda sejati yang mebuktikan ketaatannya kepada Allah adalah yang utama. Kepatuhan pada suami dan perjuangannya mempertahankan hidup sang anak menjadikan kisahnya layak diabadikan daam ritual sa’I sampai akhir zaman.
Selanjutnya Allah memilih kelurga ini menjadi keluarga yang diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala, : ”Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya”
(QS. An Nisa: 125)
be continued...



Kalender


Mei 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

Kalender Akademik